Shalat Jum’at Pertama

Masjid Al-Amien, begitu nama yang tertulis di penunjuk arah dan juga yang terukir di tembok majid bagian dalam. Letaknya persis tepat di sebelah indekost yang akan saya tempati selama satu bulan kedepan di Jalan Seruni II. Hanya sekitar 5 menit berjalan kaki dari Solo Paragon, melewati salon kecantikan sekaligus indekost cewe yang selalu nampak sepi, kemudian ada barisan kandang ayam dan burung-burung dalam sangkar yang jumlahnya mencapai puluhan. Sesekali ada anjing hitam yang entah datang dari mana.

Hari ini adalah sholat jum’at pertama saya setelah tiba di Solo hari minggu pagi yang lalu. Jam menunjukkan pukul 11:50, saya mencoba memperhatikan keadaan di sekitar, mencoba menghitung. Ternyata ada 22 orang di dalam bangunan masjid di tempat utamanya, saya katakan di tempat utama karena pada umumnya masjid-masjid di Indonesia bagian dalam masjid biasa terpisah dengan sekat kaca dan pintu di ketiga sisinya.

Masjid ini tampak gersang, seperti kehilangan roh. Dalam sholat berjamaah lima waktu saja, biasanya hanya diisi oleh 5-7 orang yang berbaris dalam satu shaf rapat, menyisakan banyak shaf kosong yang diisi oleh kehampaan.

Adzan berkumandang kurang lebih sepuluh menit kemudian, satu-persatu jamaah mulai berdatangan perlahan, meskipun masih menyisakan banyak barisan-barisan shaf tak berpenghuni. Saya sempat pesimis, saya tahu ini tidak baik. Saya sempat pesimis jika saat sholat jum’at dimulai nanti jumlah jamaahnya kurang.

Tapi syukur alhamdulillah, ruang utama penuh dengan jamaah yang banyak datang ketika khotbah jum’at sedang berlangsung.

Tinggalkan komentar